Sunday, November 16, 2008

Perempuan Punya Cerita



err, kemaren hari sabtu gw ke kampus, dateng ke acaranya anak HMJ Kom yang terbaru, "Bioskop 31". Awalnya sih males mau dateng, mana ujan dan becek lagi. Yaah, walopun tetep ada ojek sih... *lirik CinLau*. Tapi setelah mikir-mikir kalo di Lampung ini 21-nya kaga selesei-selesei direnovasi --yang berarti di sini gw ga bisa nonton film layar lebar-- gw memutuskan untuk dateng ke auditorinm 3. 1 di gedung D Fisip.

Film pertama yang diputer adalah film Indie berjudul "Sekolah". Biasa aja. Nonton. Bedah-bedah dikit. Selesai.

Film berikutnya adalah film Indonesia berjudul "Perempuan Punya Cerita". Sebenernya udah lama gw pengen nonton film ini, tapi belom sempet mulu. Jadilah gw semangat nontonnya, langsung pindah duduk di paling depan, deket AC. Joooh! Kedinginan gw, pan abis kena ujan dikit.

Perempuan Punya Cerita terdiri dari empat film, masing-masing bertemakan tentang perempuan (yaiyyaaalah! judulnya juga Perempuan Punya Cerita! masa tentang banci!). Yah, pokoknya ceritanya tentang perjuangan seorang perempuan, di mana perempuan yang selalu jadi korban. Umm, gw bukan orang film. Gw juga bukan kritikus film. Gw cuma jago nyela aja. Hohohoho. Jadi, yah... gw cuma mau ngereview film ini berdasarkan pendapat gw, bukan untuk mengkritisi. Bukan juga membahas dari sisi feminisme, ataupun kesetaraan gender. Karna jujur, gw aja kagak paham dua istilah tersebut.

*ngengir imut*
*kabur sebelom dipeluk orang-orang*

*balik lagi dengan keren*

Jadi cerita pertama judulnya "Cerita Pulau". Ceritanya tentang seorang bidan desa, satu-satunya bidan desa di pulau tersebut. Gw gatau pulau apa, yang jelas agak terpencil keknya. Si bidan desa itu (Oneng Bajaj Bajuri aka Rieke Diah Pitaloka) bener-bener mengabdikan dirinya untuk menolong orang-orang yang ada di pulau itu. Lha wong dia cuma satu-satunya. Ga jauh dari rumah Sumantri (nama bidan desa itu) tinggal seorang nenek dan dua orang cucu perempuannya. Eh, itu cucu apa anak yah? yah itulah... Salah satu cucu/anaknya menderita autis (atau down syndrome?), bernama Wulan diperankan oleh Rachel Maryam. Akting Rachel keren deh, bener-bener mendalami. Nah, Sumantri sayang banget sama Wulan, udah di anggep keluarga sendiri. Sampe suatu malem, Wulan diperkosa dan hamil. Pelakunya belom ketauan. Kebayang gak gimana seorang yang menderita autis, harus ngurus dirinya sendiri yang lagi hamil dan ngurus anaknya nanti. Sedangkan ibunya (atau neneknya) udah tua, dan Sumantri, yang selama ini merawat dia, harus pergi ke jakarta untuk mengobati penyakit kankernya. Akhirnya Sumantri mutusin buat Menggugurkan kandungan Wulan dengan cara aborsi. Padahal Sumantri masih bermasalah dengan kepolisian karena kasus aborsi yang pernah dilakukannya dulu. Jadi di desa itu masih menganggap kalo aborsi itu haram dan gak manusiawi, walopun alasannya adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya. Tapi si Oneng aka Sumantri tetep keukeuh melakukan aborsi demi menyelamatkan Wulan.

Doh, baru satu cerita udah panjang gitu yah. Ampe ngantug gini gw... Singkat aja lah...

Cerita kedua, "Cerita Yogyakarta". Menggambarkan Kehidupan remaja yang sekarang udah 'bebas' banget. Parah abis dah ini cerita. Gw yakin pasti dari kejadian sebenernya. hohohoho. Intinya seorang wartawan cetak, Jay (Fauzi Badila) yang menyamar jadi mahasiswa, ingin melakukan riset tentang pergaulan remaja jaman sekarang. Akhirnya dia berbaur dengan sekelompok remaja yang pergaulannya, IMO, parah. Banget. Salah seorang cewe di kelompok itu, Safina (sama gak beresnya sih sebenernya) gak seperti temannya yang rela-rela aja 'digilir' oleh pacar-pacar mereka. Safina bilang, dia hanya ingin menyerahkannya kepada 'orang yang tepat'. JOH! sama aja bu. Sama-sama seks di luar nikah.

Cerita ketiga (haduh chapee), "Cerita Cibinong". Ceritanya tentang Esi (Shanty), seorang cleaning services di club malam yang bekerja demi menyekolahi anak perempuan satu-satunya. Lupa gw siapa nama anaknya. Sampe akhirnya anaknya dilecehkan oleh pacarnya, Narto, yang membuat Esi dan anaknya harus pergi dari rumah dan tinggal di tempat temannya Cicih (Sarah Sechan). Tapi ujungnya malah Cicih menyulik Saroh (ternyata namanya Saroh) dan mereka berdua terlibat sindikat perdagangan perempuan. Tinggalah Esi sendiri menagisi anaknya yang hilang.

Cerita terakhir, "Cerita Jakarta". Tentang seorang perempuan yang baru saja kehilangan suaminya yang meninggal karna AIDS. Dan ternyata Laksmi, perempuan dalam film ini, juga mengidap AIDS (pasti ketularan suaminya tuh!). Trus orangtua dari suaminya memaksa untuk mengasuh Bebe, anaknya Laksmi, karna takut tertular AIDS juga. Terpakasa Laksmi membawa pergi anaknya dan berjuang sendiri demi kehidupan anaknya. Ujungnya sih akhirnya Laksmi menyerah, demi kebaikan anaknya, ia rela menyerahkan anaknya untuk di asuh oleh eyangnya.

Haduuuh... bahasa gw makin aneh nih! Cape kalo langsung ngetik di warnet. Besok-besok di word dulu lah...

Yaah, komen gw untuk film Perempuan Punya Cerita ini adalah. Baguuuussss! Bagus coy! Oke bisa dibilang film favorit kedua setelah Denias. Hohohoho. Ceritanya sedih-sedih banget. Yah, walopun tetep, seperti biasanya, gw ga nangis. Hihihii...

Yak! sekian sudah review gajeboker ini. Kapok gw! Besok-besok gw ketik di rumah dulu dah! Ancur gitu bahasa gw, sama kek muka gw. Wakakakak!

Cacao!!

0 comments: