Dingin. Padahal jaket sudah kugunakan. Tapi masih saja.
Oh iya, di sini ramai sekali. Divisi sebelah, Store
Development dan R&D, sedang bebenah. Relayout katanya. Tapi kenapa aku
tetap merasa sepi ya. Hahaha.
Hmm.. sejujurnya aku bingung ingin menulis apa. Semua
kerjaan sudah habis (jangan tambah lagi ya :P) dan kebetulan mumpung hasrat
menulisku masih menggebu-gebu, jadilah sekarang jemariku menari.
Tadi, baru saja atasan langsungku, Pak Sarwo, meledekku.
Katanya aku update status terus, padahal hanya chat dengan beberapa teman di
YM. Aku tertawa saja.
Duh, jadi lupa kan
tadi mau menulis apa. Pikunku ini nggak pernah sembuh tampaknya :(
Dan lagu Float yang berjudul “Sementara” ini sudah kuputar entah untuk yang
keberapa kalinya hari ini. Liriknya begini:
“Percayalah hati lebih
dari ini. Pernah kita lalui. Jangan henti di sini…
Percayalah hati lebih
dari ini. Pernah kita lalui. Takkan lagi kita mesti jauh melangkah. Nikmatilah
lara...”
Lagunya bercerita tentang… ah, jangan tanya maknanya ya, aku
lagi malas mikir (alasan! hehe). Yang pasti suara dan musiknya sangat nyaman di
telinga. Coba denger deh :)
Ngomong-ngomong, ini sudah masuk minggu keempat aku bekerja
di Matahari Dept. Store. Kantornya sendiri ada di Menara Matahari di daerah
Lippo Village Karawaci Tangerang. Menara? Betul sekali. Mau tidak mau aku yang
nggak suka lift ini terpaksa menggunakan lift setiap hari!! (terdengar petir
menggelegar di kejauhan. Baiklah, berlebihan sekali). Tapi soal aku nggak suka
naik lift itu nggak berlebihan lho. Aku sih nggak keberatan kalau saja liftnya
secanggih yang seperti di Menara Mulia di Gatsu (misalnya). Tapi ini kan bukan. Jadi sensasi
setiap lift berhenti itu selalu bikin aku keliyengan. Hiks. Apa jangan-jangan
aku sendiri yang merasakannya?
Kalau transaksi dengan menggunakan ID Card ini, bisa dapat
diskon 10 persen lho. Hehe.
Sejak aku pindah, banyak orang bertanya apakah kantor baru
tempatku sekarang enak. Jadi bingung jawabnya, karena rasanya enak nggak enak.
Terkadang menyenangkan, tapi lebih sering aku tetap merasa sendirian. Semua
rasanya hambar. Entahlah, namanya juga adaptasi. Dan mungkin dari akunya juga
yang lebih sering memilih sendiri.
“Jelajahi waktu, ke
tempat berteduh hati kala biru. Dan lalu… sekitarku tak mungkin lagi kini.
Meringankan lara. Bawa aku pulang, Rindu! Segera!
Float. Judulnya “Pulang” dan sama enaknya. Sudah ah, aku mau
menikmati sepi lagi.
0 comments:
Post a Comment