Jatinangor. Sarapan pinggir jalan. Lontong kare. Maknyus.
Tangkuban Parahu. Hujan. Kabut. Beku. Angin kencang. 1830 meter.
Kebun teh. Gerimis. Hijau. Basah. Semilir angin bertiup.
Dago Plaza. Nyhisa (gimana tulisannya??) 
Gedung Merdeka. Braga. Sepuluh malam. Dingin. Sepi. Lelah menghampiri.
Rabu, 4 Februari 2009
Jumat, 6 Februari 2009
Liburan selama empat hari di Bandung memang gak akan cukup diceritakan dalam tujuh buah foto. Liburan yang sederhana, tetapi menyenangkan. Dan selama empat hari itu pula hujan gerimis selalu menyertai kemana pun kami pergi. Thanks buat Rere, Nissa, Yulvi, Oby, dan gak ketinggalan, Rio. Thanks semuanya. Liburan yang lumayan bikin pikiran fresh kembali. So, next trip to Jogja, eh? Or Lampung, perhaps? Hehehe…
(Note: empat hari di Bandung memang menyenangkan, dan yang paling ga bisa dilupain tentu saja saat-saat di mana kita menahan udara dingin di Gn. Tangkuban Parahu. Gimana kabut yang tebal tiba-tiba turun, dan jarak pandang hanya beberapa meter saja. Dan satu lagi pastinya sewaktu di Bukit Bintang. Subhanallah. Gw ga akan pernah lupa indahnya Bandung di malam hari. Nahan dingin sampe jam setengah dua malem, nyanyi-nyanyi gajeh,. Kalau saja ditemani teh panas, kita mungkin bisa tahan lebih lama lagi. Sayangnya kita juga sempet mabok karna ‘Serangan Badai Sha’. Hahaha…)
0 comments:
Post a Comment